Sejarah Silek Minangkabau

0
340
silek minang zaman dulu

Pendiri () di adalah , Penasehat Kerajaan Minangkabau waktu itu. Ia juga memiliki empat pengawal kerajaan Minangkabau berjuluk Kambiang Utan, Harimau Campo, Kuciang Siam, dan Anjiang Mualim.

Datuak Suri Dirajo diperkirakan mendirikan silek pada tahun 1119 Masehi di daerah Pariangan, Padangpanjang, . Di masa Datuak Suri Dirajo inilah silek Minangkabau pertama kali diramu, dan gerakan-gerakan beladiri dari pengawal yang empat orang tersebut turut mewarnai silek itu sendiri.

Kambiang Utan diperkirakan berasal dari Kamboja. Harimau Campo berasal dari daerah Negeri Champa, Kuciang Siam diyakini datang dari Siam atau Thailand, dan Anjiang Mualim datang dari Persia. Nama-nama mereka memang seperti nama hewan (Kambing, Harimau, Kucing dan Anjing), namun tentu saja mereka adalah manusia, bukan hewan menurut persangkaan beberapa orang.

Asal muasal Kambiang Hutan dan Anjiang Mualim memang sampai sekarang membutuhkan kajian lebih dalam dari mana sebenarnya mereka berasal karena nama mereka tidak menunjukkan tempat secara khas.

Mengingat hubungan perdagangan yang berumur ratusan sampai ribuan tahun antara pesisir pantai barat kawasan Minangkabau (Tiku, Pariaman, Air Bangis, Bandar Sepuluh dan Kerajaan Indrapura) dengan Gujarat (India), Persia (Iran dan sekitarnya), Hadhramaut (Yaman), Mesir, Campa (Vietnam sekarang), dan bahkan sampai ke Madagaskar di masa lalu, bukan tidak mungkin silat Minangkabau memiliki pengaruh dari beladiri yang mereka miliki.

Sementara itu, dari pantai timur Sumatera melalui sungai dari Provinsi Riau yang memiliki hulu ke wilayah Sumatera Barat (Minangkabau) sekarang, maka hubungan beladiri Minangkabau dengan beladiri dari Cina, Siam dan Champa bisa terjadi karena jalur perdagangan, agama, ekonomi, dan politik. Beladiri adalah produk budaya yang terus berkembang berdasarkan kebutuhan di masa itu. Perpaduan dan pembauran antar beladiri sangat mungkin terjadi.